Suku Aru sering dikaitkan berasal dari
Pulau Eno-Karang. Secara sosial dan budaya
Suku Aru termasuk rumpun
Melanesia Pasifik dan terdiri dari 16 suku asli dan beberapa suku lainnya dari wilayah
Maluku,
Jawa, dan
Tionghoa. Oleh karena itu, orang-orang Aru tidak jauh berbeda dengan mereka yang mendiami wilayah-wilayah di kepulauan
Jawa,
Sumatera,
Kalimantan dan kepulauan lainya yang juga merupakan rumpun
Melanesia Pasifik, Suku Aru tercatat memiliki beberapa bahasa yang dijadikan sebagai alat komunikasi mereka;
Bahasa Barakai,
Batuley,
Karey,
Koba,
Kompane,
Lola,
Larong,
Manombai,
Mariri,
Tarangan, dan
Ujir.
[2]
Keragamaman suku dan bahasa Aru beserta kekayaan sumber daya alamnya membuat wilayah kepulauan Aru sangat istimewa. Tercatat pada tahun
1600 orang-orang
Tionghoatelah menginjakan kaki di
Kepulauan Aru untuk berdagang. Orang Tionghoa dengan orang Aru kemudian membentuk sebuah komunitas masyarakat “
Aru baru”. Perpaduan budaya yang baik dalam tatanan kehidupan sosial budaya, agama, ekonomi, dan pendidikan antara orang Aru asli dengan masyarakat pendatang kemudian terjalin.
[2]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar